Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Jakarta, Kemendikbudristek
– Upaya mendorong peningkatan motivasi belajar peserta didik SMK terus dilakukan oleh Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (Dit. SMK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).Salah satu upayanya terwujud lewat acara yang menghadirkan alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berprestasi di kegiatan Sapa Peserta Didik SMK dalam rangka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan tema “Bangga Jadi Anak SMK” pada Kamis, 20 Juli 2023.
Setiap tahun ajaran baru, satuan pendidikan wajib melaksanakan kegiatan MPLS. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru. Momentum ini menjadi peluang yang baik untuk peserta didik SMK agar bisa mengenal lebih dalam lingkungan belajarnya yang baru. Pengenalan lingkungan yang mendalam akan membantu siswa SMK mencapai kualitas belajar terbaiknya.
Pada kesempatan ini, turut dihadirkan alumni SMK sukses, seperti Anwar Sanjaya, Alfonsus Levi, dan Risna Nurjanah dengan latar belakang karier yang berbeda-beda. Harapannya, kehadiran mereka dapat meningkatkan motivasi belajar untuk peserta didik SMK sehingga ketika lulus mereka telah memiliki gambaran rencana karier, apakah akan Bekerja, Melanjutkan pendidikan, ataupun menjadi Wirausaha (BMW).
Pengembangan konsep BMW merupakan salah satu upaya yang dilakukan guna mengembangkan minat dan bakat peserta didik SMK agar menjadi lulusan yang mampu berdaya saing global dengan kompetensi yang dimilikinya. Untuk itu, setiap satuan pendidikan SMK berkewajiban untuk mendidik, melatih, dan menempa siswa SMK agar memiliki keterampilan untuk siap menuju BMW.
Acara Sapa Peserta Didik SMK menjadi media untuk alumni berbagi cerita baik pengalaman selepas lulus. Risna Nurjanah, alumnus Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMKN 2 Subang, Jawa Barat, menyampaikan bahwa melanjutkan pendidikan di SMK adalah impiannya. Dengan bersekolah di SMK, ia mengaku tidak hanya mendapatkan teori saja, tetapi juga dipersiapkan untuk terjun ke dunia kerja. Selain itu, lulusan SMK juga lebih cepat terserap dalam dunia kerja.
“Saya tinggal di lingkungan pertanian sehingga hal tersebut yang membuat saya tertarik masuk SMK agar bisa belajar bagaimana cara mengolah hasil pertanian. Kebetulan lulusan Jurusan APHP saat itu bisa langsung disalurkan untuk bekerja ke Jepang dan pas dengan keinginan saya karena Jepang menjadi salah satu negara yang ingin saya kunjungi,” ucap Risna.
Saat ini, Risna telah menjabat sebagai staf human resource development (HRD) di salah satu perusahaan. Perjalanannya hingga bisa menjadi seorang staf HRD tidaklah mudah. Setelah lulus dari SMK, ia mendapatkan kesempatan untuk bekerja di Jepang selama tiga tahun. Sepulang dari Jepang, Risna memutuskan untuk melanjutkan studi sambil bekerja.
“Pada tahun 2013 saya berangkat ke Jepang. Pada saat itu saya perempuan satu-satunya yang berangkat ke sana. Value yang saya dapatkan ketika sekolah sangat berguna ketika saya bekerja dan melanjutkan pendidikan sehingga saya bisa menerapkan BMW. BMW ini bisa dilaksanakan berbarengan,” ucap Risna.
Senada dengan Risna, Alfonsus Levi, alumnus Jurusan Pemasaran Ekonomi dan Bisnis, SMKN 51 Jakarta, menuturkan bahwa dengan melanjutkan pendidikan di SMK memberikan value tersendiri untuknya. Teori dan praktik yang didapatkan dengan terjun ke dunia industri memberikan gambaran ketika nanti akan bekerja, melanjutkan, dan berwirausaha.
“Value yang diperoleh saat SMK kita diajari untuk menjadi profesional dan menjadi wirausaha yang baik. Saya memulai membuka usaha dan bekerja itu di tahun 2019. Diawali dengan melihat peluang yang bagus karena ada waktu kosong di akhir kuliah. Intinya untuk menjadi pekerja dan wirausahawan yang sukses itu jangan takut salah,” ucap Levi.
Sementara itu, Anwar Sanjaya, alumnus Jurusan Tata Boga, SMKN 24 Jakarta menyampaikan bahwa menjadi anak SMK itu adalah hal yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, siswa SMK harus bisa membuktikan bahwa siswa SMK memiliki kompetensi yang bagus dan tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Ketika memilih SMK, saya sempat diragukan oleh orang tua. Saya meyakinkan orang tua kalau masuk SMK adalah pilihanku. Selain itu, saya mencoba membuktikan kebanggaan dengan status sebagai siswa SMK lewat prestasi dari kejuaraan, beasiswa pendidikan, menjadi alumni ajang Master Chef, dan berkarier di dunia entertainment,” ucap Anwar.
“Saya memotivasi diri untuk menyelesaikan apa pun yang telah saya pilih. Sekecil apa pun yang kita pikirkan pasti akan terjadi dalam hidup kita dan ternyata dari kompetisi tersebutlah yang membuka pintu rezeki di hidup saya. Pikirkan hal-hal yang positif, jangan menganggap diri kalian sudah kalah terlebih dulu. Mampu atau tidaknya, jika kalian tidak memiliki fokus, maka kalian tidak bisa merealisasikan hal tersebut,” ungkap Anwar lebih lanjut.
Mempertegas program BMW yang dicanangkan oleh Direktorat SMK, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyampaikan bahwa SMK merupakan wadah untuk mengembangkan potensi diri dan mengasah keterampilan peserta didik. “Kalian akan mendapatkan pendidikan yang menggabungkan teori dengan praktik sehingga memungkinkan kalian untuk memahami dan menguasai bidang keahlian yang kalian pilih. Tidak hanya bekerja, adik-adik sekalian dipersiapkan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, yaitu ke perguruan tinggi atau mengembangkan diri menjadi wirausaha, ucap Dirjen Kiki.
“Peran dan kontribusi kalian sangat dibutuhkan karena di tangan kalianlah bangsa ini akan dibawa lebih ke arah yang lebih maju,” pungkas Dirjen Kiki. (Aya/Cecep Ditjen Pendidikan Vokasi, Editor: Andrew Fangidae/Denty A./Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 46 kali