Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Berlin, 27 Juli 2023 – Asosiasi Walter Spies mengadakan pertemuan tahunan rutin di Rumah Budaya Indonesia Berlin pada tanggal 22-23 Juli 2023. Pertemuan ini diselengggarakan untuk memperkenalkan karya-karya Walter Spies ke masyarakat lebih luas sehingga karya-karya tersebut dapat dinikmati oleh lebih banyak kalangan. Pada kesempatan ini, untuk pertama kalinya Rumah Budaya Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan tahunan Walter Spies.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, Ardi Marwan, mengapresiasi dilaksanakannya pertemuan tahunan Asosiasi Walter Spies di Rumah Budaya Indonesia di Berlin. “Saya berharap pertemuan tahunan Asosiasi Walter Spies di Rumah Budaya Indonesia dapat menjadi tonggak kerja sama di bidang kebudayaan mengingat begitu lekatnya Walter Spies dengan Indonesia,“ ungkap Ardi pada acara pertemuan tahunan Asosiasi Walter Spies, Sabtu (22/7).
Sementara itu, Presiden Asosiasi Walter Spies, Horst Jordt, menyatakan bahwa pertemuan tahunan tidak dilaksanakan selama pandemi Covid-19. ”Pertemuan ini kembali dilaksanakan setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19,” ujar Jordt.
Agenda hari pertama dimulai dengan pemaparan singkat dari personil Deutsche Kinemathek, Maxi Zimmerman terkait restorasi film ‘die Insel der Dämonen‘. Menurut Maxi, film yang berlatar tempat di Bali itu dipulihkan dan dibuatkan versi digitalnya pada tahun 2021 oleh Deutsche Kinemathek dengan resolusi 2K. “Adegan yang hilang dan rusak parah dapat ditemukan pada salinan nitrat dari Cinematheque Suisse dan Deutsche Kinemathek. Dan dengan adanya versi digital ini, film ‘die Insel der Dämonen‘ dapat diakses dan dinikmati oleh lebih banyak orang,“ ucap Maxi.
Film yang disutradarai oleh Friedrich Dalsheim ini tayang perdana di Berlin pada tahun 1933, dan Walter Spies dipercaya sebagai penasihat artistik selama pembuatan film tersebut karena memiliki latar belakang sebagai seniman dan pelukis. Tidak heran pengambilan gambar film ‘die Insel der Dämonen‘ sangat ciamik, meskipun film tersebut masih hitam putih, namun pemilihan sudut gambar dan pemandangan alam Bali mampu memukau para penonton yang hadir ketika film itu diputar.
Barbara Stoklosa-Braems, salah seorang partisipan pada pertemuan tahunan Asosiasi Walter Spies tidak kuasa menahan ketertarikannya pada film tersebut. “Menurut saya film die Insel Der Dämonen sangat lah menakjubkan. Pengambilan gambar, alur cerita, dan karakter-karakter di film tersebut berhasil membuat saya terpatung diam,“ ungkap Barbara.
Pada hari Minggu diadakan acara peringatan untuk lima anggota Asosiasi Walter Spies yang telah meninggal sejak pandemi Covid-19, yaitu Heinrich Seemann, mantan Duta Besar Republik Federasi Jerman di Jakarta pada tahun 1994-2000; Peter Sternagel, Direktur Goethe Institut Bandung, dan penerjemah sastra Indonesia; Viktoria Baronin von Plessen yang merupakan anak dari Baron Viktor von Plessen pembuat film berjudul ‘Island of the Demons‘; dan Horst-Henry Geerken, penulis buku tentang sejarah Indonesia. Selain itu, terdapat salah satu acara sampingan yaitu pertunjukan Gamelan Jawa oleh grup Gamelan Java Lindhu Raras yang sangat mengesankan semua peserta acara.
Walter Spies merupakan seorang pelukis dan musisi berkebangsaan Jerman yang lahir di Moskow pada tahun 1895. Terlahir dari keluarga kelas atas, Walter Spies sudah terpapar dengan lingkungan kosmpolitan dan dikelilingi oleh hal-hal artistik. Tak ayal hal ini mempengaruhi minat dan bakat Walter Spies ketika ia beranjak dewasa.
Pada tahun 1923 ia berlayar ke Batavia dan menetap di rumah keluarganya di Bandung dimana ia bekerja sebagai pemain piano di sebuah teater film. Pada tahun 1924, Sultan Yogyakarta memberikan Walter Spies kesempatan untuk menjadi konduktor dan pianis di Keraton Yogyakarta. Di tahun awal kedatangannya, Walter Spies sangat sedikit melukis. Ia lebih banyak berkecimpung di dunia musik. Pada tahun 1927 ia pindah ke pulau Bali setelah terpukau dengan alam, tradisi, dan kebudayaan masyarakat Bali. Semenjak itulah Walter Spies terhanyut mendalami kebudayaan Bali dan menghasilkan karya-karya seni salah satunya lukisan.
Untuk terus melestarikan karya-karya dan ide Walter Spies, didirikanlah Asosiasi Walter Spies di Köln pada tahun 1996. “Kami bertujuan untuk terus menjaga karya-karya Walter Spies yang kini perlahan mulai dilupakan“ pungkas Jordt. (Adrian, Atdikbud KBRI Berlin/Editor: Rayhan Parady, Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 48 kali