Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Tokyo, Kemendikbudristek — Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Jepang bekerja sama dengan KBRI Tokyo menyelenggarakan Seminar Tahunan (SEMTA) APPBIPA Jepang 2023 pada 30 September. Mengusung tema “Strategi Mendukung Pengembangan Program Internasionalisasi Bahasa Indonesia”, seminar ini menyoroti pentingnya kolaborasi dan inovasi strategis dalam mempromosikan Bahasa Indonesia di luar negeri.
Acara yang berlangsung di Balai Indonesia, Meguro – Tokyo ini dilaksanakan bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-6 APPBIPA Jepang. Seminar menghadirkan tiga pembicara utama yakni Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwa Lukmana, Ketua APPBIPA Pusat Liliana Muliastuti, dan Sekretaris APPBIPA Jepang Imelda Coutrier.
Pembukaan SEMTA dilakukan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno. Yusli menekankan perlunya sinergi antara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek, APPBIPA Jepang, dan KBRI Tokyo dalam upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia.
Yusli juga mengusulkan pendekatan multi level marketing untuk meningkatkan jumlah pemelajar Bahasa Indonesia di Jepang. “Jadi alumni beasiswa Darmasiswa RI dan/atau mahasiswa Jepang yang tengah belajar Bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi Jepang diminta mencari dan mengajarkan setidaknya dua orang temannya yang belum pernah belajar Bahasa Indonesia,” ungkap Atdikbud Yusli.
Selanjutnya, hasil dari program tersebut dapat dilihat melalui sebuah ajang, baik berupa lomba ataupun pertemuan budaya. “Jadi ada targetnya supaya yang belajar semangat, dan pada gilirannya pemelajar baru tersebut diharapkan dapat terpikat untuk terus belajar, sehingga jumlah pemelajar BIPA pun akan meningkat,” sambungnya.
Kemudian, Iwa Lukmana mempresentasikan regulasi dan kelembagaan yang menaungi internasionalisasi Bahasa Indonesia. Ia juga menjelaskan Lingua Franca Plus sebagai strategi utama dalam promosi bahasa, yang melibatkan sektor politik, ekonomi, pariwisata, pertahanan, olahraga, dan budaya.
“Pemerintah dalam hal ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa akan terus berperan melalui tiga hal, yakni regulasi, fasilitasi dan koordinasi. Tentu kita akan terus bergiat agar tujuan internasionalisasi Bahasa Indonesia tercapai di tahun 2045-2050,” ulas Iwa Lukmana.
Ketua APPBIPA Pusat, Liliana Muliastuti, menguraikan fenomena global K-Pop dan bagaimana Bahasa Korea menjadi populer berkatnya. Liliana turut menekankan pentingnya memulai “Indonesian Wave” melalui promosi budaya Indonesia di seluruh dunia.
“Kita harus terus bergerak agar Bahasa Indonesia dapat digunakan secara luas dalam perdagangan, pertukaran ilmu pengetahuan, dan kebijakan internasional melalui promosi budaya adiluhung atau budaya pop kreatif. Penduniaan budaya Indonesia secara sistematis dan masif dengan pendanaan yang tepat akan membantu akselerasi internasionalisasi Bahasa Indonesia,” ucapnya dengan optimis.
Imelda Coutrier, Sekretaris APPBIPA Jepang, menyingkap sejarah popularitas Bahasa Indonesia di Jepang dan mendesak untuk meningkatkan kuota beasiswa Darmasiswa bagi warga Jepang. Ia juga melihat potensi besar pengenalan Bahasa Indonesia lebih luas melalui sekolah menengah di Jepang.
“Perlu adanya bantuan teknis pemerintah melalui KBRI Tokyo pada APPBIPA Jepang untuk meluaskan perannya dalam mempromosikan Bahasa Indoensia di kalangan generasi muda Jepang,” tegas Imelda.
Hal senada juga disampaikan Ketua APPBIPA Jepang Suyoto pada sambutan penutupnya yang berharap dapat terselenggaranya kursus Bahasa Indonesia regular untuk masyarakat Jepang agar peningkatan minat dalam 2 (dua) tahun belakangan ini dapat terakomodasi.
Seminar ini juga menandai langkah besar dalam upaya mengembangkan Bahasa Indonesia di kancah internasional, khususnya di Jepang. Dengan kolaborasi yang kuat dan strategi yang tepat, diharapkan semakin banyak individu yang tertarik untuk mempelajari Bahasa Indonesia. [Penulis: Atdikbud Tokyo; Editor: Andrew Fangidae/Denty A./Seno Hartono
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 65 kali