Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Berlin, Kemendikbudristek – Rumah Budaya Indonesia sukses menyelenggarakan Indonesia Day sebagai rangkaian acara Berlin Asia Arts Festival 2023, pada Sabtu (23/9). Deretan seniman turut meramaikan acara ini, sebut saja kelompok musik Talempong Bungo Ameh, Kelompok tari Saman dari Indonesische Weisheit und Kultur Zentrum (IWKZ), dan Latent Sonorities. Selain itu hadir juga penyair dan penulis kenamaan asal Indonesia, Dorothea Rosa Herliany.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federasi Jerman, Arif Havas Oegroseno, turut hadir pada acara Indonesia Day di Rumah Budaya Indonesia. Ia mengutarakan apresiasi atas terlaksananya acara Indonesia Day. “Penonton terlihat membludak. Kelak di gedung KBRI yang baru dapat mengakomodir penonton yang lebih banyak,“ ujar Duta Besar Arif.
Antusiasme pengunjung sangat tinggi. Jumlah pengunjung yang hadir pada acara Indonesia Day mencapai sekitar 130 orang. “Acara ini menjadi corong promosi kebudayaan Indonesia yang efektif. Pasalnya, mayoritas penonton yang hadir adalah warga Jerman. Mereka dapat mengetahui kebudayaan Indonesia yang beragam. Harapannya, mereka dapat cinta dan pada akhirnya mempelajari Indonesia lebih dalam kelak di kemudian hari,“ ungkap Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin, Ardi Marwan.
Acara yang diselenggarakan tersebut dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dimulai pada pukul 16:00-18:00 CEST dan sesi kedua dimulai pada pukul 20:00 CEST. Acara dibuka dengan penampilan kelompok musik Talempong Bungo Ameh. Seluruh anggota kelompok musik itu mengenakan baju tradisional Minang yang penuh dengan pernak-pernik sehingga tampak elegan. Penonton yang mayoritas orang Jerman terpukau dengan keindahan busana mereka. Kelompok musik yang beranggotakan delapan orang itu membawakan lagu berjudul Malereang Tabiang. Lagu ini menceritakan tentang kerinduan seorang perantau yang tinggal ribuan kilometer dari Tanah kelahiran mereka. Sang vokalis, Feby, membawakan lagu dengan penuh perasaan. Penonton seakan juga dapat merasakan kerinduan yang tengah dirasakannya.
Pertunjukan dilanjutkan dengan pembacaan puisi karya Dorothea Rosa Herliany. Wanita yang akrab dipanggil Rosa itu membacakan syair-syair dari antologi puisinya berjudul Nikah Pisau. Pembacaan puisi menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Jerman. Rosa ditemani oleh Ricarda Becker untuk membacakan puisi dengan terjemahan bahasa Jerman. Penyair yang telah melanglang buana ke berbagai negara itu membacakan puisi dengan penghayatan. Syair-syair Rosa kerap mengangkat perempuan sebagai korban kekerasan dan penindasan.
Di akhir sesi pertama, giliran kelompok tari Saman dari IWKZ menampilkan kebolehan mereka. Selama penampilan, kelompok tari Saman membawakan tarian dengan ciamik. Tepuk riuh penonton menggema di aula tanda puas dengan penampilan mereka. “Saya tidak pernah melihat tarian seperti ini. Sangat menakjubkan,“ ungkap Francis Adams, salah satu pengajar dari Academy for Cultural Diplomacy Berlin.
Sesi kedua dimulai dengan penampilan kelompok musik kontemporer Latent Sonorities. Morgan Sully, Hany Tea, Tesa Montes, dan Dea Karina lah yang tampil pada malam itu. Latent Sonorities memainkan musik yang unik. Dengungan dan tabuhan gamelan dikawinkan dengan sentuhan genre elektronik.
Berlin Asia Arts Festival (BAAF) adalah acara kesenian yang bertujuan untuk memperkenalkan seniman-seniman Asia beserta karyanya kepada masyarakat lokal Berlin. Acara ini dibuka pada tanggal 15 Spetember 2023 di Novilla Berlin dan berakhir pada tanggal 8 Oktober 2023. Penggagas BAAF, Martin Jankowski, sempat memaparkan awal kiprahnya menghelat Jakarta Berlin Arts Festival tahun 2011. Kala itu, Martin berhasil menarik ribuan pengunjung untuk menikmati berbagai macam seni baik tarian, musik, film, dan teater. (Adrian/Atdikbud Berlin, Editor: Rayhan Parady/Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1 kali