Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Jakarta, Kemendikbudristek
— SEAMEO BIOTROP menginisiasi program Agro-Eko-Edu Wisata (Agro-Eco-Edu Tourism – AEET) yang dirancang untuk menyebarkan informasi konservasi keanekaragaman hayati sembari menanamkan unsur hiburan tanpa mengorbankan aspek pendidikan. Inisiasi program ini merupakan komitmen SEAMEO BIOTROP dalam memajukan pendidikan konservasi keanekaragaman hayati di Asia Tenggara.Direktur SEAMEO BIOTROP, Zulhamsyah Imran, mengatakan, dalam pengembangannya, SEAMEO BIOTROP telah menghasilkan rencana utama Agro-Eko-Edu-Wisata SEAMEO BIOTROP serta mengembangkan lima prototipe, yaitu Taman Lebah Tanpa Sengat, Taman Akuatik, Taman Sensori dan Terapi, Smart Hidroponik, dan BIOTROP Science and Technology Expo. Prototipe ini diharapkan dapat menjadi pameran dan rujukan dalam pengembangan biodiversitas.
“Di samping itu, program AEET juga dirancang untuk memfasilitasi promosi pencapaian SEAMEO BITROP dalam bentuk wisata edukasi,” ucap Zulhamsyah saat membuka diskusi terpumpun Implementasi Agro-Eko-Edu Wisata di Asia Tenggara untuk Edukasi Konservasi Keanekaragaman Hayati, pada Selasa (26/9).
AEET ditujukan untuk menjadi prototipe model pendidikan di luar kelas yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati di alam. Hal ini memungkinkan alternatif dari pembelajaran teori, dan memberikan pengalaman langsung dan nyata mengenai keanekaragaman hayati kepada masyarakat.
Deputi Direktur Administrasi SEAMEO BIOTROP, Perdinan memberikan gambaran mengenai proses pengembangan program serta peta jalan Program AEET di SEAMEO BIOTROP. Ia menekankan kemajuan yang dicapai sejauh ini.
Di samping itu, topik bahasan dalam diskusi ini meliputi kontribusi anggota Dewan Pengurus SEAMEO BIOTROP dalam menyempurnakan modul program dukungan AEET, dan memprioritaskan peningkatan pengalaman belajar. Fokusnya diperluas ke sasaran penerima manfaat, termasuk dosen, mahasiswa, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam diskusi ini, fokus juga menggali kemungkinan permasalahan dan tantangan seputar penerapan program AEET, khususnya terkait fasilitas, sumber daya manusia, dan pendanaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para peserta menyarankan beberapa solusi, termasuk menetapkan persyaratan minimal untuk pengembangan AEET, membina kolaborasi dengan lembaga lain, dan mengelola ekspektasi pengembangan.
Hadir pada diskusi ini, anggota Dewan Pembina SEAMEO BIOTROP, yaitu Darren Yeo Chong Jinn dari Singapura, Ms Zaitunah Haji Kurus dari Brunei Darussalam, Khin Maung Sint dari Myanmar, dan Mr Kritsadapan Palakit yang mewakili Asst. Kobsak Wanthongchai dari Thailand.
Selain itu, hadir juga jajaran direksi, manajer, kepala bagian dan Kepala Unit SEAMEO BIOTROP. Diskusi terpumpun ini dimoderatori oleh Darlina dari Fakultas Ilmu Biologi di Universitas Sains Malaysia. (SEAMEO BIOTROP, Editor: Denis)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 23 kali