Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Semarang,
Kemendikbudristek — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Dialog Multipihak (Multi Stakeholder Dialogue – MSD), pada hari Rabu s.d. Kamis, 30 Agustus—31 Agustus 2023 di Universitas Dian Nuswantoro Semarang, bersamaan dengan kegiatan Kampus Merdeka Fair (KM Fair). Kegiatan ini diselenggarakan untuk menggalang dukungan bagi pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), khususnya MBKM Mandiri.Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Sri Suning Kusumawardhani, menyatakan bahwa untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang relevan dengan konteks dan zamannya, diperlukan keterlibatan para pihak di luar perguruan tinggi dalam program MBKM, terutama MBKM Mandiri.
“Kami berterima kasih kepada pihak di luar perguruan tinggi seperti kalangan pemerintahan, bisnis, industri, organisasi kemasyarakatan yang sudah terlibat dalam berbagai bentuknya. Tetapi, menimbang jumlah perguruan tinggi dan mahasiswa, kami memerlukan keterlibatan lebih banyak pihak lagi,” kata Sri Suning.
Kebijakan MBKM yang diluncurkan pada tahun 2020 lalu telah membuka kesempatan bagi lebih dari 760 ribu mahasiswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di luar kampus melalui program unggulan atau program flagship yang diselenggarakan Kemendikbudristek, maupun program-program yang diselenggarakan secara mandiri oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia atau yang biasa disebut sebagai MBKM Mandiri.
Untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjaga keberlangsungan MBKM, tahun ini Kemendikbudristek menyelenggarakan roadshow di enam belas kota, atau mencakup enam belas wilayah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) di seluruh Indonesia. Jenis kegiatan yang diselenggarakan pada masing-masing kota bervariasi, disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan dari masing-masing wilayah.
Jenis kegiatan yang akan diselenggarakan adalah sosialisasi dan bimtek yang bertujuan untuk memberikan pengenalan umum mengenai MBKM, khususnya MBKM Mandiri. Sementara itu, kegiatan bimtek ditujukan kepada kalangan perguruan tinggi yang sudah memahami seluk beluk MBKM tetapi masih membutuhkan bimbingan teknis pelaksanaannya dan berfokus agar perguruan tinggi bisa mendesain kurikulum dan melakukan relaksasi kurikulum.
Semarang menjadi kota penyelenggaraan MSD yang pertama. Berikutnya akan diselenggarakan di sembilan LLDikti di seluruh Indonesia. Dialog ini akan diikuti oleh sekitar 50 peserta dari kalangan perguruan tinggi, mitra, dan calon mitra MBKM Mandiri di wilayah LLDikti VI. Mitra yang akan hadir adalah Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Southeast Ministers of Education Organization (Seameo), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB), Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP), PT Telkom, dan Orbit Future Academy.
Kepala LLDikti Wilayah VI, Bhimo Widyo Andoko, mengatakan bahwa bimtek dan MSD di wilayahnya merupakan kegiatan yang penting. “Kegiatan ini adalah salah satu upaya LLDIKTI Wilayah VI untuk memaksimalkan pelaksanaan program MBKM dengan memperkuat jejaring kerja sama, baik antarperguruan tinggi maupun antara perguruan tinggi dengan dunia kerja pada umumnya, termasuk dunia industri, di Jawa Tengah,” jelas Bhimo.
Sedangkan untuk KM Fair, penyelenggaraan di kota Semarang menjadi yang pertama dari tiga KM Fair yang akan diselenggarakan di tahun 2023, setelah pada tahun 2022 lalu Kemendikbudristek sukses menyelenggarakan KM Fair di sejumlah kota. Mengusung tema “Bersama Lebih Baik”, Kampus Merdeka Fair akan diisi dengan kegiatan pameran, bedah buku, cerita alumni dan para mitra, serta diskusi panel. Jika pada tahun sebelumnya Kampus Merdeka Fair lebih berfokus pada sosialisasi program-program flagship yang diselenggarakan Kemendikbudristek, fokus Kampus Merdeka Fair tahun ini adalah MBKM Mandiri.
Kepala Bidang Kampus Merdeka Mandiri (KMM) pada Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM), Dessy Aliandrina, menerangkan bahwa MSD menjadi ajang dialog untuk membangun pemahaman bersama antara perguruan tinggi dengan para mitra dan calon mitra. Selain itu, kegiatan ini juga memberi kesempatan bagi kedua pihak untuk menyampaikan harapan maupun kontribusi masing-masing.
“Salah satu hal terpenting dalam MBKM adalah memberi hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya. Dalam konteks itulah perguruan tinggi memerlukan banyak mitra yang mau terlibat dalam dunia pendidikan,” pungkas Dessy. (Tim Publikasi Kampus Merdeka, Editor: Andrew Fangidae/Denty A./Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 60 kali