Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Jakarta, Kemendikbudristek – SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) bekerja sama dengan Universitas Mataram menyelenggarakan the 15th Annual International Symposium of Foreign Language Learning (AISOFOLL) dan the 6th International Conference on Education and Social Sciences (ICESS) pada 2 s.d. 3 Oktober 2024 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kedua forum tersebut mengusung tema besar “Teaching Literacy and Practices in Diverse Contexts: Empowering Creativity, Innovation, and Entrepreneurial Skills for Learners and Educators for Sustainable Development”.
Kegiatan menghadirkan 7 pembicara kunci dari Australia, Hong Kong, Indonesia, Norwegia, Singapura, dan Vietnam, serta 250 peserta dari 13 negara, yaitu Amerika Serikat, Arab Saudi, Brunei Darussalam, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Taiwan, Timor Leste, Tiongkok, dan Vietnam. Selain itu, 27 pemakalah yang berasal dari Filipina, Indonesia, dan Malaysia hadir untuk berbagi penelitian dan praktik terbaik mereka.
Forum tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kesadaran dan penguasaan literasi, sehingga pendidikan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara semakin berkembang menuju keberlanjutan dan kemajuan di era global ini.
Direktur SEAQIL, Brian Arieska Pranata, menyampaikan bahwa forum ini menjadi ajang penting bagi para guru, dosen, peneliti, dan praktisi dari berbagai institusi untuk berbagi pengetahuan dan inovasi terkait isu literasi. Menyambut Hari Guru Sedunia 2024, penghargaan khusus diberikan kepada para pendidik yang berperan penting dalam membentuk masa depan pendidikan.
“Selama dua hari ke depan, saya mendorong setiap pemangku kepentingan pendidikan untuk terlibat dalam diskusi yang bermakna, membangun jaringan, dan yang terpenting, tetap terbuka terhadap perspektif baru. Baik dalam pembahasan terkait pedagogi bahasa, integrasi teknologi, atau penelitian ilmu sosial, mari kita mendekati setiap topik dengan tujuan menciptakan solusi berkelanjutan untuk perbaikan sistem pendidikan kita,” ujar Brian.
Wakil Rektor Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, Universitas Mataram, Akmaluddin, berharap agar forum ini dapat mempertemukan para cendekiawan dan praktisi dari Asia Tenggara dan luar wilayah tersebut, untuk menampilkan komitmen bersama guna memajukan pengetahuan, mendorong inovasi, dan mendorong dialog yang bermakna.
“Menjadi tuan rumah konferensi ini adalah langkah signifikan dalam mencapai visi kami. Ini bukan sekadar acara, tetapi bagian penting dari misi berkelanjutan kami, terutama di bidang pendidikan dan ilmu sosial melalui kolaborasi dan kepemimpinan. Sebagai pendidik, peneliti, dan pemimpin, kita diberi tanggung jawab dan hak istimewa untuk menyelamatkan masa depan pendidikan dan ilmu sosial di tengah tantangan zaman, serta berkontribusi pada solusi yang berkelanjutan,” ujar Akmaluddin.
AISOFOLL ke-15 juga memfasilitasi publikasi hasil penelitian dan praktik baik yang dipaparkan selama simposium. Di bawah koordinasi SEAQIL, para peneliti dapat mempublikasikan temuan mereka terkait literasi, sehingga hasil yang didapat dari simposium ini dapat diakses secara luas dan memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan. Dengan demikian, simposium ini tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga menjadi medium penting untuk mendokumentasikan pengetahuan tentang literasi di berbagai konteks.
Hasil yang diharapkan dari simposium ini mencakup temuan dan praktik baik yang berkaitan dengan literasi keluarga, transisi dan keberlanjutan pembelajaran literasi, pengajaran literasi dalam bahasa, strategi dan metode mengajar, pengembangan materi pembelajaran, integrasi teknologi, asesmen dan evaluasi, pengembangan profesionalisme guru, keterlibatan masyarakat, serta implikasi kebijakan bagi pendidikan literasi. Semua temuan tersebut akan disusun dalam bentuk prosiding dan jurnal SEAQIL, yang diharapkan dapat menjadi acuan penting bagi pengembangan literasi di masa depan.
Pada penyelenggaraan AISOFOLL ke-15, SEAQIL melibatkan 7 pakar literasi, di antaranya Noella Mackenzie dari School of Education, Charles Sturt University (Australia); CHUNG Kevin Kien Hoa dari The Education University of Hong Kong (Hong Kong); Emi Emilia dari Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia); Novi Tri Darmayanti dan Nurasti Novitasari dari Goethe-Institut Indonesien (Indonesia); Csilla Weninger dari National Institute of Education, Nanyang Technological University (Singapura); serta Nguyen Thi Mai Huu dari National Foreign Languages Project, Ministry of Education and Training (Vietnam).
Sementara itu, pada penyelenggaraan ICESS ke-6, Universitas Mataram melibatkan 2 pakar, di antaranya Andy Gao dari University of New South Wales (Australia) dan Levi Geir Eidhamar dari University of Agder (Norwegia). Kolaborasi ini akan memperluas cakupan diskusi mengenai literasi dan pendidikan secara keseluruhan.
Dalam forum ini, SEAQIL dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram (FKIP UNRAM) juga menandatangani dokumen Memorandum of Agreement (MoA) dan Implementation Arrangement (IA). Dokumen kerja sama ini ditandatangani oleh Deputi Direktur Administrasi SEAQIL, Misbah Fikrianto; Dekan FKIP UNRAM, Lalu Zulkifli; Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP UNRAM Saharudin; serta Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Arafiq. Penandatanganan ketiga dokumen kerja sama tersebut didampingi oleh kedua pimpinan lembaga. Melalui kerja sama ini, kedua instansi diharapkan dapat saling bersinergi dalam penyelenggaraan konferensi internasional AISOFOLL ke-15 dan ICESS ke-6.
Tentang AISOFOLL ke -15
AISOFOLL adalah simposium tahunan yang diselenggarakan oleh SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) yang telah dimulai sejak tahun 2010. Pada simposium tahun ini, SEAQIL mengundang 6 pembicara kunci dari Australia, Filipina, Hong Kong, Indonesia, Norwegia, Singapura, dan Vietnam, serta 250 peserta dari 13 negara, yaitu Amerika Serikat, Arab Saudi, Brunei Darussalam, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Taiwan, Timor Leste, Tiongkok, dan Vietnam. Selain itu, 28 pemakalah dari Filipina, Indonesia, dan Malaysia juga berbagi penelitian dan praktik terbaik mereka. Simposium ini merupakan wadah bagi para pendidik, praktisi, dan peneliti untuk berbagi hasil penelitian serta praktik baik terkait isu dan tren dalam pengajaran bahasa. Dalam simposium ini, para ahli bahasa dari kawasan Asia Tenggara dan luar wilayah tersebut diundang sebagai pembicara utama untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam sesi pleno. Tidak hanya pembicara utama, pemakalah terpilih juga akan mempresentasikan hasil penelitian dan praktik baik mereka dalam sesi paralel.
Dapatkan informasi seputar kegiatan AISOFOLL dengan mengunjungi http://aisofoll.qiteplanguage.org.
Tentang ICESS ke-6
The 6th International Conference on Education and Social Sciences (ICESS) 2024 diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat yang berlangsung pada 2-3 Oktober 2024 di Lombok, Indonesia, dan akan diadakan sebagai konferensi moda campuran. Forum ICESS bertujuan untuk mempromosikan kreativitas, inovasi, dan keterampilan kewirausahaan di kalangan pelajar dan pendidik guna mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dapatkan informasi seputar kegiatan ICESS dengan mengunjungi https://access.unram.ac.id. *** (Tim Publikasi SEAQIL / Editor: Stephanie)