Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Den Haag, Belanda, Kemendikbudristek –
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalukan kunjungan kerja ke Belanda guna menghadiri serangkaian pertemuan Joint Committee Meeting (JCM) Indonesia-Belanda bidang Pendidikan Tinggi, Riset dan Ilmu Pengetahuan pada 24 s.d. 26 September 2024.Delegasi Indonesia dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Vokasi, Tatang Muttaqin, dan terdiri dari Direktur Riset Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Faiz Syuaib, dan Plt. Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Muhammad Fajar Subkhan. Adapun delegasi Belanda dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Kejuruan, Penelitian, Sains dan Emansipasi, Feite Hofman, dan beranggotakan perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda (OCW) serta Dewan Riset Belanda (NWO).
“Forum JCM merupakan wadah strategis bagi Indonesia dan Belanda untuk saling berbagi informasi terkini mengenai kolaborasi yang telah terjalin, menemukan solusi atas tantangan yang ada, melangkah maju dengan potensi kolaborasi, serta membahas lebih lanjut komitmen kemitraan riil dalam skema pemerintah dengan pemerintah, pemerintah dengan universitas, dan universitas dengan universitas yang mencakup pertukaran pengetahuan,” urai Tatang dalam sesi pembukaan, Rabu (25/9).
Di sisi lain, Hofman menekankan bahwa kemajuan kerja sama antara Indonesia dan Belanda merupakan hasil nyata dari Kunjungan Menteri Dijkgraaf pada tahun 2022 dan penempatan Atase Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Belanda di Jakarta pada tahun 2023. Dalam kesempatan tersebut, Hofman menyampaikan bahwa Belanda berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia dalam bidang pendidikan, penelitian, dan sains.
Pada tahun ini, JCM memiliki dua fokus pembahasan, yaitu Pendidikan tinggi dan riset. Pembahasan topik pendidikan tinggi dilakukan oleh Kemendikbudristek dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda (OCW), dengan dua tema besar, yaitu 1) Pengembangan Talenta, Program, dan Kegiatan di Pendidikan Tinggi, dan 2) Keterkaitan Pendidikan dengan Pasar Tenaga Kerja pada Pendidikan Tinggi Vokasi. Sementara itu, pembahasan topik riset dilakukan bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Terkait dengan pengembangan talenta, program, dan proyek di pendidikan tinggi, Kemendikbudristek menyampaikan kebijakan dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa dan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan aktivitas sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Bersama dengan Belanda, sejumlah program, seperti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) telah membuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar selama satu semester di kampus-kampus terbaik di Belanda, sekaligus membangun jejaring global. Sejak IISMA diluncurkan pertama kali pada 2021, terdapat 273 awardees menjalankan kedua program tersebut di 9 universitas Belanda.
Selain itu, Kemendikbudristek juga menyampaikan informasi terkait dengan program Kedaireka, yaitu dana hibah yang dipadankan dengan kontribusi mitra antara sektor industri/bisnis dengan lembaga pendidikan tinggi untuk berkolaborasi dalam penelitian. Pada kesempatan ini, Muhammad Fajar Subkhan, berbagi terkait kemajuan dalam menyelaraskan pendidikan vokasi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, di mana para profesional industri berkontribusi dalam pengajaran untuk memastikan kurikulum tetap praktis dan relevan, serta meningkatkan daya kerja lulusan dan kolaborasi industri dalam pendidikan vokasi.
Dalam bidang penelitian, Program Riset Kolaborasi Pendidikan Tinggi antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Indonesia dan Dewan Riset Belanda atau NWO telah memberikan hibah kepada 14 proyek riset sejak dimulai pada tahun 2018. Faiz Syuaib menambahkan bahwa pembukaan proposal baru tahun 2024 di bawah program dengan NWO akan berfokus pada topik ekonomi biru dan akan dilaksanakan kolaborasi Konsorsium Universitas Indonesia-Belanda untuk Masa Depan Berkelanjutan (INUCoST) antara 5 universitas dari Indonesia dan tiga universitas dari Belanda.
Menanggapi informasi dan gagasan dari delegasi Indonesia, OCW melihat bahwa JCM adalah penegasan kembali kolaborasi yang luar biasa antara indonesia dan Belanda di bidang Pendidikan, Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. “JCM diharapkan akan semakin meningkatkan kolaborasi di bidang pendidikan tinggi, penelitian dan ilmu pengetahuan antara Indonesia dan Belanda,” tutup Direktur Riset dan Kebijakan Ilmu Pengetahuan OCW, Oscar Delnooz .
Pertemuan JCM ditutup dengan penandatanganan Minutes of Meeting antara OCW, Kemendikbudristek, dan BRIN, yang berisikan hasil pertemuan dan komitmen kerja sama yang akan ditindaklanjuti diantara kedua negara. Salah satu yang disepakati dalam adalah komitmen bersama untuk memperbaharui naskah perjanjian pemerintah dengan pemerintah antara Indonesia dan Belanda di bidang pendidikan.
Selain menghadiri pertemuan JCM, delegasi Kemendikbudristek bersama dengan beberapa perguruan tinggi juga melakukan pertemuan dengan TU Delft University dan berkesempatan mengunjungi Green and Sustainable Village pada 24 September 2024 dan mengunjungi lab TNO, salah satu badan penelitian Belanda yang memiliki kerja sama dengan OCW, serta perguruan tinggi dan industri di Belanda.