Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Kairo, Kemendikbudristek — Upaya memperkenalkan serta memasyarakatkan kebudayaan Indonesia di era revolusi industri 4.0 tidak hanya dilakukan di Indonesia, namun juga di kalangan masyarakat global. Hal ini untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami dan mengevaluasi isu-isu yang saling berhubungan pada kehidupan nyata.
Merespon tuntutan global pada pengenalan kebudayaan Indonesia, terutama alat musik gamelan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo melakukan kolaborasi pembuatan aplikasi pengenalan dan pembelajaran alat musik gamelan. Aplikasi digital berbasis android ini dikembangkan bersama mahasiswa asal Mesir, Noha Gharib, yang merupakan Beswan Kemitraan Negara Berkembang (KNB) program Strata-2 (S2) di Universitas Negeri Yogyakarta yang lulus pada awal tahun 2024.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kairo, Abdul Muta’ali, mengatakan bahwasanya sudah semakin banyak masyarakat lokal Mesir yang mencintai kebudayaan Indonesia, khususnya setelah pembukaan program studi Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar Asy Syarif Cairo. “Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyak masyarakat yang mengikuti program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Pusat Kebudayaan Indonesia (PUSKIN),” urai Muta’ali saat melakukan pertemuan dengan Noha, Jumat (27/9).
Selanjutnya, Noha juga mengungkapkan kebanggaannya saat diajak melakukan kolaborasi pengembangan aplikasi yang diberi nama “Bersama Melestarikan Warisan Dunia Gamelan Jawa.”
“Saya sangat mencintai kebudayaan Indonesia. Kiranya lewat aplikasi pembelajaran alat musik gamelan yang telah saya kembangkan, serta didukung sepenuhnya oleh Kantor Atdikbud KBRI Kairo, dapat lebih membumikan gamelan di masyarakat lokal Mesir,” jelas Noha, seraya berharap dapat melanjutkan studi Doktoral (S-3) di Indonesia.
Sebagai informasi, PUSKIN yang berlokasi di KBRI Kairo, selain melaksanan program BIPA juga menyediakan program pembelajaran silat dan tari tradisional Indonesia. “Alhamdulilah, dengan adanya program pembelajaran gamelan dapat menambah khazanah pengetahuan Nusantara kepada peserta program PUSKIN internasional. Selain itu, kami akan mengupayakan aplikasi pembelajaran gamelan ini dapat diunduh secara masif di platform Google Playstore,” pungkas Muta’ali. (Atdikbud KBRI Kairo / Editor: Andrew Fangidae, Stephanie, Denty, Seno Hartono)