Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Salah satu tantangan yang diangkat para delegasi pada Cafe 1 adalah perihal penggunaan vendor pihak ketiga (outsource) dengan kredibilitas rendah dan waktu proses yang tinggi. Delegasi Jepang dan Kamboja turut menekankan bahwa infrastruktur data merupakan hal penting, terutama dalam hal integrasi dan interoperabilitas. Menanggapi diskusi, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek, Yudhistira Nugraha mengatakan, “Ekosistem teknologi yang efektif akan sangat bergantung pada tata kelola yang kuat, retensi talenta lokal, dan rasa kepemilikan yang berkelanjutan.”
Selanjutnya, pada Café 2, Delegasi dari Finlandia dan Singapura menyampaikan pentingya memiliki misi dan tujuan yang sama. Hal ini juga dipertegas Delegasi Malawi yang menyatakan pentingnya rencana bersama antarkementerian dan mitra. Terkait hal tersebut, Yudhistira menjelaskan, perlunya sebuah ruang aman untuk belajar dan berempati antara satu dan lain agar kolaborasi dapat berjalan maksimal.
Kemudian pada Café 3, delegasi dari Laos menyampaikan bahwa tata kelola harus bersifat hulu ke hilir, mulai dari perencanaan, implementasi, dan penggunaan. Artinya, diperlukan beragam sumber daya manusia yang mampu menjalankan hal-hal tersebut. Ada gagasan menarik dari Delegasi Yordania yang menyatakan perlunya inkubasi yang didukung oleh industri. Menutup sesi, Yudhistira menyinggung bahwa kepemimpinan yang transformatif harus mampu mengenali kontribusi dan memberikan apresiasi kepada seluruh tim. (Tim Ditjen PDM / Editor: Stephanie, Denty)