Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Jakarta, Kemendikbudristek – Dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama dan menjajaki kemungkinan peluang kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi atau technical and vocational education and training (TVET) antara Indonesia dengan Tiongkok, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengadakan pertemuan Forum Kerja Sama TVET Indonesia – Tiongkok di Jakarta, pada Senin (18/7/2023).
Pendidikan vokasi berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Keberadaan pendidikan vokasi sangat penting untuk mempromosikan lapangan kerja dan kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan pembangunan ekonomi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Guna meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerapkan salah satu kebijakan reformasi pendidikan yang disebut Merdeka Belajar. Fokus utama dari reformasi ini adalah merevitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.
Sebagai langkah nyata untuk mempercepat revitalisasi pendidikan vokasi, dibutuhkan jalinan kerja sama dengan banyak pihak. Berbagai kerja sama telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah kerja sama antara Indonesia dengan Tiongkok.
Sekretaris Direktorat Jenderal (Setditjen) Pendidikan Vokasi, Saryadi, menuturkan bahwa Tiongkok telah lama berperan dalam memperkuat kerja sama pembangunan pendidikan di Indonesia. Saat ini, sudah ada sembilan politeknik negeri di Indonesia yang menjalin kerja sama dengan universitas dan perguruan tinggi vokasi di Tiongkok melalui skema university to university (U to U).
Kerja sama dalam skema U to U memiliki peran penting dalam diplomasi budaya dan pendidikan yang bertujuan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang lebih unggul. Sejak tahun 2009—2022 melalui China Language Education and Cooperation (CLEC), Kementerian Pendidikan Tiongkok telah memberikan lebih dari 2.500 beasiswa kepada pengajar bahasa Mandarin di Indonesia.
Pada masa yang akan datang, diharapkan kerja sama pendidikan tinggi vokasi tidak terbatas pada skema U to U, tetapi juga melibatkan dunia usaha dan dunia industri atau para investor.
“Kami berharap China Education Association for International Exchange (CEAIE) dapat menjembatani dan mendukung pelibatan dunia usaha dan dunia industri untuk bermitra dengan satuan pendidikan vokasi di Indonesia. Kami juga mendorong Tiongkok untuk terlibat dalam program-program seperti IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards), dana padanan, staff mobility program, dan joint research program. Saya yakin dengan adanya kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Tiongkok di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi, kita dapat mencapai kemajuan yang luar biasa,” ucap Saryadi.
Pada kesempatan yang sama, Deputy Secretary General of CEAIE, An Yan, menyampaikan apabila Tiongkok secara aktif mendukung peningkatan kualitas pendidikan vokasi melalui pertukaran dan kerja sama dalam pendidikan vokasi antara Tiongkok dan negara-negara asing.
Sejak adanya Belt and Road Initiative, Tiongkok dan Indonesia telah melakukan kerja sama di seluruh bidang termasuk bidang pendidikan. CEAIE merupakan unit di bawah Kementerian Pendidikan Tiongkok yang bergerak dalam hal pertukaran dan kerja sama pendidikan internasional. CEAIE berkomitmen untuk membangun platform pertukaran dan kerja sama pendidikan vokasi antara Tiongkok dengan negara luar.
Terdapat tiga fokus untuk memperdalam pertukaran dan kerja sama pendidikan vokasi antara Indonesia – Tiongkok. Fokus pertama adalah saling mengenalkan dan berbagi praktik baik tentang pendidikan vokasi. Kedua, pendidikan vokasi harus mengetahui kebutuhan pasar dan industri sehingga dapat membantu meningkatkan pembangunan ekonomi, sosial regional, dan industri. Ketiga, pendidikan vokasi harus mengembangkan sesuatu hal yang inovatif dan mengolah energi kinetik baru dalam rangka pemulihan ekonomi regional dan pembangunan berkelanjutan dari kemitraan antara kedua negara.
“Kami berharap kesempatan ini dapat memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan Indonesia, dapat menarik lebih banyak perguruan tinggi dan perusahaan untuk berpartisipasi dalam kerja sama pendidikan vokasi antara kedua negara. Selain itu diharapkan dengan kegiatan ini bisa menjadi momentum untuk berbagi praktik baik pembelajaran yang telah dilakukan antara kedua negara sehingga hasil kerjasama dapat lebih bermanfaat bagi peserta didik, pendidik, lembaga, dan perusahaan,” tutup An Yan.
Forum Kerja Sama TVET Indonesia – Tiongkok ini turut dihadiri oleh CEAIE dengan beberapa politeknik/vocational college dari Tiongkok, sedangkan perwakilan Indonesia yang terdiri dari Setditjen Pendidikan Vokasi; Pelaksana tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri; Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia Beijing; dan Direktur dan Wakil Direktur Bidang Kerja Sama dari Politeknik Negeri di Indonesia.
Forum Kerja Sama TVET Indonesia – Tiongkok telah membuka peluang kerja sama pendidikan vokasi yang inovatif dan berkelanjutan, dan diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara dalam bidang pendidikan vokasi. (Atdikbud Beijing/Rayhan Parady, Editor: Seno Hartono)
Sumber :
Pendidikan vokasi berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Keberadaan pendidikan vokasi sangat penting untuk mempromosikan lapangan kerja dan kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan pembangunan ekonomi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Guna meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerapkan salah satu kebijakan reformasi pendidikan yang disebut Merdeka Belajar. Fokus utama dari reformasi ini adalah merevitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.
Sebagai langkah nyata untuk mempercepat revitalisasi pendidikan vokasi, dibutuhkan jalinan kerja sama dengan banyak pihak. Berbagai kerja sama telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah kerja sama antara Indonesia dengan Tiongkok.
Sekretaris Direktorat Jenderal (Setditjen) Pendidikan Vokasi, Saryadi, menuturkan bahwa Tiongkok telah lama berperan dalam memperkuat kerja sama pembangunan pendidikan di Indonesia. Saat ini, sudah ada sembilan politeknik negeri di Indonesia yang menjalin kerja sama dengan universitas dan perguruan tinggi vokasi di Tiongkok melalui skema university to university (U to U).
Kerja sama dalam skema U to U memiliki peran penting dalam diplomasi budaya dan pendidikan yang bertujuan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang lebih unggul. Sejak tahun 2009—2022 melalui China Language Education and Cooperation (CLEC), Kementerian Pendidikan Tiongkok telah memberikan lebih dari 2.500 beasiswa kepada pengajar bahasa Mandarin di Indonesia.
Pada masa yang akan datang, diharapkan kerja sama pendidikan tinggi vokasi tidak terbatas pada skema U to U, tetapi juga melibatkan dunia usaha dan dunia industri atau para investor.
“Kami berharap China Education Association for International Exchange (CEAIE) dapat menjembatani dan mendukung pelibatan dunia usaha dan dunia industri untuk bermitra dengan satuan pendidikan vokasi di Indonesia. Kami juga mendorong Tiongkok untuk terlibat dalam program-program seperti IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards), dana padanan, staff mobility program, dan joint research program. Saya yakin dengan adanya kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Tiongkok di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi, kita dapat mencapai kemajuan yang luar biasa,” ucap Saryadi.
Pada kesempatan yang sama, Deputy Secretary General of CEAIE, An Yan, menyampaikan apabila Tiongkok secara aktif mendukung peningkatan kualitas pendidikan vokasi melalui pertukaran dan kerja sama dalam pendidikan vokasi antara Tiongkok dan negara-negara asing.
Sejak adanya Belt and Road Initiative, Tiongkok dan Indonesia telah melakukan kerja sama di seluruh bidang termasuk bidang pendidikan. CEAIE merupakan unit di bawah Kementerian Pendidikan Tiongkok yang bergerak dalam hal pertukaran dan kerja sama pendidikan internasional. CEAIE berkomitmen untuk membangun platform pertukaran dan kerja sama pendidikan vokasi antara Tiongkok dengan negara luar.
Terdapat tiga fokus untuk memperdalam pertukaran dan kerja sama pendidikan vokasi antara Indonesia – Tiongkok. Fokus pertama adalah saling mengenalkan dan berbagi praktik baik tentang pendidikan vokasi. Kedua, pendidikan vokasi harus mengetahui kebutuhan pasar dan industri sehingga dapat membantu meningkatkan pembangunan ekonomi, sosial regional, dan industri. Ketiga, pendidikan vokasi harus mengembangkan sesuatu hal yang inovatif dan mengolah energi kinetik baru dalam rangka pemulihan ekonomi regional dan pembangunan berkelanjutan dari kemitraan antara kedua negara.
“Kami berharap kesempatan ini dapat memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan Indonesia, dapat menarik lebih banyak perguruan tinggi dan perusahaan untuk berpartisipasi dalam kerja sama pendidikan vokasi antara kedua negara. Selain itu diharapkan dengan kegiatan ini bisa menjadi momentum untuk berbagi praktik baik pembelajaran yang telah dilakukan antara kedua negara sehingga hasil kerjasama dapat lebih bermanfaat bagi peserta didik, pendidik, lembaga, dan perusahaan,” tutup An Yan.
Forum Kerja Sama TVET Indonesia – Tiongkok ini turut dihadiri oleh CEAIE dengan beberapa politeknik/vocational college dari Tiongkok, sedangkan perwakilan Indonesia yang terdiri dari Setditjen Pendidikan Vokasi; Pelaksana tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri; Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia Beijing; dan Direktur dan Wakil Direktur Bidang Kerja Sama dari Politeknik Negeri di Indonesia.
Forum Kerja Sama TVET Indonesia – Tiongkok telah membuka peluang kerja sama pendidikan vokasi yang inovatif dan berkelanjutan, dan diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara dalam bidang pendidikan vokasi. (Atdikbud Beijing/Rayhan Parady, Editor: Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 31 kali