Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Canberra, Kemendikbudristek – Minat mahasiswa Australia untuk berkunjung dan mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Indonesia cukup tinggi. Selain karena lokasinya yang sangat dekat dari Australia, Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya dan potensi ekonomi di masa depan. Ketertarikan mahasiswa Australia terhadap Indonesia terlihat dari banyaknya mereka yang datang dan bertanya tentang Indonesia dan universitas di Indonesia saat digelarnya acara ‘Study Abroad & Exchange Fair 2023’ di University of Canberra, pada Rabu (16/8/2023).
Kegiatan pameran yang digelar dengan maksud memperkenalkan perguruan tinggi di negara mitra Universitas Canberra kepada mahasiswa ini diikuti oleh beberapa negara, seperti Jepang, China dan Indonesia. Acara mengambil tempat di Building 1, Refectory Room, Universitas Canberra dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang kini tengah duduk di semester dua.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Mukhamad Najib, keikutsertaan KBRI Canberra dalam pameran ini karena diundang oleh Global Learning Team, Universitas Canberra. “Kantor Atdikbud KBRI Canberra diundang untuk menjelaskan mengenai pendidikan di Indonesia dan peluang-peluang yang tersedia bagi mahasiswa Universitas Canberra untuk bisa mengikuti kuliah di Indonesia,” ungkap Najib.
Selain mempromosikan Indonesia dan perguruan tinggi di Indonesia bagi mahasiswa Australia, kantor Atdikbud juga menggelar meja informasi dan konsultasi bagi mahasiswa yang tertarik mengetahui lebih jauh. Berdasarkan penuturan mereka, banyak di antaranya mahasiswa yang belum pernah ke Indonesia, namun mengaku sudah sering mendengar Indonesia. Ada juga mahasiswa yang sudah pernah ke Indonesia dan tertarik untuk berkunjung kembali ke Indonesia pada waktu yang akan datang.
Beberapa pertanyaan umum yang diajukan oleh mahasiswa antara lain mengenai bagaimana proses mengikuti program pertukaran mahasiswa di Indonesia, biaya hidup minimum yang dibutuhkan, perguruan tinggi di Indonesia dan jurusan yang terbuka untuk mahasiswa internasional. Beberapa mahasiswa juga menanyakan mengenai visa dan proses aplikasi visa untuk bisa masuk ke Indonesia sebagai mahasiswa. Atdikbud Najib mengaku gembira lantaran respon positif mahasiswa Canberra untuk studi di Indonesia.
Atdikbud Najib menambahkan, selain memberikan informasi mengenai pendidikan tinggi di Indonesia, meja KBRI Canberra juga memberikan informasi dan brosur-brosur mengenai destinasi wisata di Indonesia yang menarik bagi warga asing. “Kami memberikan tayangan mengenai Yogyakarta, Sumatera, Bali dan daerah-daerah tujuan wisata yang menarik. Sehingga harapannya mahasiswa bisa lebih bersemangat datang ke Indonesia, selain untuk belajar mereka juga bisa berwisata nantinya,” jelas Najib.
Sementara itu, Sam Northcott dari Global Learning team University of Canberra, menjelaskan bahwa acara ini digelar untuk mempromosikan program pertukaran mahasiswa internasional kepada mahasiswa Universitas Canberra, khususnya pada lima fakultas, yaitu: Art & Design, Business Government & Law, Education, Health and Science & Technology.
Sam menambahkan bahwa program pertukaran mahasiswa ini akan dilaksanakan pada tahun 2024, dimana mahasiswa yang terpilih akan mendapatkan bantuan dana sebesar AUD 8000 untuk kuliah selama satu semester di universitas mitra di luar negeri.
“Kami mendapatkan hibah mobilitas luar negeri yang cukup besar untuk disalurkan kepada mahasiswa, oleh karenanya kami mempromosikan dan mendorong mahasiswa Universitas Canberra untuk bisa kuliah di luar negeri, khususnya ke negara-negara Asia Pasifik seperti Indonesia. Dengan beasiswa yang tersedia, mahasiswa bisa mengikuti program kursus singkat selama dua sampai tiga minggu atau mengikuti program satu sampai dua semester. Kami ingin agar mahasiswa universitas Canberra memiliki wawasan yang baik mengenai Asia,” jelas Sam.
Salah seorang mahasiswa Universitas Canberra yang hadir, Louis Pennifold, mengaku tertarik untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Indonesia. Louis yang juga mahasiswa hubungan internasional dan hukum mengatakan ingin belajar ke Yogyakarta. “Saya ingin kuliah satu semester di Universitas Gadjah Mada, namun saya masih belum menentukan apakah akan belajar hukum atau hubungan internasional disana. Saya akan konsultasikan lagi ke supervisor akademik untuk kelanjutannya,” pungkasnya. (Atdikbud Canberra/Rayhan Parady, Editor: Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 21 kali