Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Jakarta, Kemendikdasmen ─
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan acara puncak penghargaan kepada guru dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024. Acara ini dimulai dengan penampilan tari yang dibawakan oleh siswa-siswa dari Sekolah Luar Biasa Santi Rama, dan dilanjut dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.Direktur Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Putra Asga Elevri, S.Si., M.Si., memberikan sambutan lewat pidato pembuka. Dalam pidatonya, ia menuturkan, “Data yang dikeluarkan oleh WHO menyebutkan bahwa 1 dari 6 penduduk dunia merupakan penyandang disabilitas (berkebutuhan khusus)”. Diselenggarakannya acara ini merupakan bentuk apresiasi untuk para pendidik yang dengan keterbatasannya tetap semangat dalam berdedikasi dan berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan yang baik di Indonesia.
Sebagai bentuk terima kasih Kemendikdasmen, para guru penyandang disabilitas menerima sertifikat, plakat, dan hadiah pembinaan yang diberikan langsung oleh Putra Asga Elevri, S.Si., M.Si. Salah satu penerima penghargaan Anugerah Guru Penyandang Disabilitas adalah Syafrina, guru SLB Negeri 1 Bantul.
Lewat wawancara yang diadakan oleh Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Kemendikdasmen, Syafrina menceritakan kisah hidupnya sejak kecil hingga menjadi seorang guru.
Syafrina merupakan guru Kelas 3 SLB Negeri 1 Bantul yang berhasil membuktikan potensinya terlepas dari segala keterbatasan yang dimilikinya. “Tantangan yang biasa saya hadapi adalah persepsi orang yang terkadang melihat saya kurang mampu. Tetapi, setelah saya membuktikan bahwa saya mampu, mereka baru percaya” Ucap Syafrina.
Perjuangan Syafrina dinilai sangat inspiratif. Pasalnya, di tengah-tengah keterbatasan yang dimiliki, Syafrina harus menunjukkan kapabilitasnya kepada banyak orang untuk menjadi seorang guru. Syafrina mengaku telah melalui banyak kegagalan dalam hidupnya. Meskipun begitu, Syafrina tidak hanya berhasil menjadi sumber teladan, tetapi juga berhasil meraih berbagai prestasi.
Syafrina juga memotivasi anak-anak muridnya untuk tetap mandiri. Walau demikian, ia berkomitmen dalam menumbuhkan semangat belajar para murid. “Untuk menjaga semangat mereka, saya ingin membuat mereka sebahagia mungkin. Jadi, tujuan pembelajarannya adalah supaya saya dan anak-anak bahagia. Saya juga mencontohkan diri saya terlebih dahulu, yang terkadang murid saya justru dapat melakukan yang lebih baik dari saya” tambah Syafrina.
Diselenggarakannya acara ini memperlihatkan kesuksesan para tenaga pendidik bahwa keterbatasan mereka tidak menjadi halangan mereka untuk mencerdaskan generasi bangsa. Untuk mengimplementasikan inklusivitas, keterlibatan aktif dari para guru penyandang disabilitas menumbuhkan harapan bahwa adanya perbedaan yang dimiliki diciptakan untuk saling melengkapi. (Shabrina / Editor: Denty)