Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Canberra, Kemendikbudristek – Kerja sama dalam bidang pendidikan dan penelitian, khususnya antar perguruan tinggi Indonesia dan Australia terus digencarkan. Pada tanggal 31 Oktober 2023, pimpinan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya didampingi Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra bertemu pimpinan University of Canberra (UC). Tujuan pertemuan untuk memperoleh gambaran mengenai fakultas pendidikan di masing-masing universitas, mendiskusikan pengelolaan standar mutu pendidikan masing-masing, serta melakukan finalisasi rencana kerjasama yang dituangkan dalam draf Memorandum of Understanding (MOU) antara UC dan UINSA.
Dalam pertemuan tersebut, Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menyampaikan dukungannya atas rencana kerja sama UINSA dan UC. Menurut Atdikbud Najib, pemerintah Indonesia sangat mendorong universitas di Indonesia mengembangkan kolaborasi internasional, termasuk memberikan insentif kepada dosen dan mahasiswa untuk melakukan aktifitas internasional. Pemerintah, tambah Najib, juga mendorong dan memfasilitasi universitas di Indonesia untuk mengembangkan program double dan join degree dengan universitas di luar negeri, termasuk di Australia.
“KBRI Canberra siap membantu universitas di Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan universitas di Australia. Kerja sama global antar perguruan tinggi saat ini sudah merupakan keharusan. Pemerintah mendorong universitas di Indonesia untuk melakukan kerja sama dengan berbagai universitas mancanegara agar kualitas universitas, dosen dan lulusan semakin meningkat dan siap bersaing secara global,” tutur Najib, pada Selasa (31/10).
Sedangkan Rektor UINSA, Akhmad Muzakki, menekankan pentingnya UC berkolaborasi dengan UINSA. Menurut Muzakki, UINSA saat ini menjadi pembina dari universitas-universitas Islam swasta di Jawa Timur, di mana hal ini merupakan peluang untuk melakukan kolaborasi pendidikan dan penelitian dengan UC. Muzakki juga menyampaikan jika di Jawa Timur terdapat banyak pesantren dan madrasah, di mana guru-gurunya perlu memperoleh peningkatan kapasitas serta belajar keterampilan baru. Dalam hal ini UC bisa berkolaborasi dengan UINSA untuk peningkatan kapasitas guru di Jawa Timur.
Sementara itu Dekan Fakultas Pendidikan UC, Barney Dalgarno, mengungkapkan pentingnya kerja sama pendidikan dan penelitian dengan universitas di Indonesia. Menurut Barney, UC telah memiliki kerja sama dengan berbagai universitas di luar negeri termasuk dengan universitas di Indonesia. Saat ini UC memiliki 17 ribu mahasiswa, di mana sebanyak 3 ribu diantaranya adalah mahasiswa internasional. Namun, menurut Barney, jumlah mahasiswa Indonesia di UC termasuk sedikit. Oleh karena itu UC bersemangat untuk bekerja sama dengan UINSA.
Bagian terpenting dari pertemuan ini adalah pembahasan draf MoU antara UC dan UINSA. Rencana kerja sama yang dipayungi MoU meliputi kerja sama pendidikan dan penelitian, termasuk di dalamnya pertukaran dosen dan mahasiswa. Beberapa potensi kerja sama yang turut dibahas dalam rancangan MoU tersebut antara lain penyelenggaraan program professional development bagi guru, micro-credential untuk mahasiswa sarjana dan master, serta sertifikasi kompetensi bagi calon-calon guru.
Sedangkan menurut Ting Wang, Deputy Dean of Faculty of Education UC, UC ingin membina kerja sama pendidikan dan penelitian, serta mempromosikan pertukaran akademik lintas budaya. “Kami ingin mencari cara untuk memperkuat kemitraan kami dan menetapkan tujuan dan komitmen baru untuk masa depan. Oleh karena itu kami usahakan agar draft MoU yang sudah dibahas dapat ditandatangi bersama sebelum akhir tahun 2023 ini,” tutup Ting Wang.
Dalam pembahasan perjanjian kerja sama ini perwakilan dari UINSA dihadiri oleh Akhmad Muzakki selaku Rektor; M. Kurjum, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; Ali Mustafa selaku Direktur Penjaminan Mutu; dan M. Yusuf, Sekretaris Penjaminan Mutu. Sementara itu perwakilan dari UC dihadiri oleh Meaghan Butler selaku Deputy Director of Education Partnerships; Sonia Osborne, Associate Director Quality Assurance; Tamsin Kelly, Director of Learning and Teaching; Barney Dalgarno, Dean of the Faculty of Education; Ting Wang, Deputy Dean; Duncan Driver, Associate Dean Education; dan Sitti Patahuddin, Associate Professor. (Atdikbud Canberra/Editor: Rayhan Parady, Seno Hartono)
Sumber :
Dalam pertemuan tersebut, Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menyampaikan dukungannya atas rencana kerja sama UINSA dan UC. Menurut Atdikbud Najib, pemerintah Indonesia sangat mendorong universitas di Indonesia mengembangkan kolaborasi internasional, termasuk memberikan insentif kepada dosen dan mahasiswa untuk melakukan aktifitas internasional. Pemerintah, tambah Najib, juga mendorong dan memfasilitasi universitas di Indonesia untuk mengembangkan program double dan join degree dengan universitas di luar negeri, termasuk di Australia.
“KBRI Canberra siap membantu universitas di Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan universitas di Australia. Kerja sama global antar perguruan tinggi saat ini sudah merupakan keharusan. Pemerintah mendorong universitas di Indonesia untuk melakukan kerja sama dengan berbagai universitas mancanegara agar kualitas universitas, dosen dan lulusan semakin meningkat dan siap bersaing secara global,” tutur Najib, pada Selasa (31/10).
Sedangkan Rektor UINSA, Akhmad Muzakki, menekankan pentingnya UC berkolaborasi dengan UINSA. Menurut Muzakki, UINSA saat ini menjadi pembina dari universitas-universitas Islam swasta di Jawa Timur, di mana hal ini merupakan peluang untuk melakukan kolaborasi pendidikan dan penelitian dengan UC. Muzakki juga menyampaikan jika di Jawa Timur terdapat banyak pesantren dan madrasah, di mana guru-gurunya perlu memperoleh peningkatan kapasitas serta belajar keterampilan baru. Dalam hal ini UC bisa berkolaborasi dengan UINSA untuk peningkatan kapasitas guru di Jawa Timur.
Sementara itu Dekan Fakultas Pendidikan UC, Barney Dalgarno, mengungkapkan pentingnya kerja sama pendidikan dan penelitian dengan universitas di Indonesia. Menurut Barney, UC telah memiliki kerja sama dengan berbagai universitas di luar negeri termasuk dengan universitas di Indonesia. Saat ini UC memiliki 17 ribu mahasiswa, di mana sebanyak 3 ribu diantaranya adalah mahasiswa internasional. Namun, menurut Barney, jumlah mahasiswa Indonesia di UC termasuk sedikit. Oleh karena itu UC bersemangat untuk bekerja sama dengan UINSA.
Bagian terpenting dari pertemuan ini adalah pembahasan draf MoU antara UC dan UINSA. Rencana kerja sama yang dipayungi MoU meliputi kerja sama pendidikan dan penelitian, termasuk di dalamnya pertukaran dosen dan mahasiswa. Beberapa potensi kerja sama yang turut dibahas dalam rancangan MoU tersebut antara lain penyelenggaraan program professional development bagi guru, micro-credential untuk mahasiswa sarjana dan master, serta sertifikasi kompetensi bagi calon-calon guru.
Sedangkan menurut Ting Wang, Deputy Dean of Faculty of Education UC, UC ingin membina kerja sama pendidikan dan penelitian, serta mempromosikan pertukaran akademik lintas budaya. “Kami ingin mencari cara untuk memperkuat kemitraan kami dan menetapkan tujuan dan komitmen baru untuk masa depan. Oleh karena itu kami usahakan agar draft MoU yang sudah dibahas dapat ditandatangi bersama sebelum akhir tahun 2023 ini,” tutup Ting Wang.
Dalam pembahasan perjanjian kerja sama ini perwakilan dari UINSA dihadiri oleh Akhmad Muzakki selaku Rektor; M. Kurjum, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; Ali Mustafa selaku Direktur Penjaminan Mutu; dan M. Yusuf, Sekretaris Penjaminan Mutu. Sementara itu perwakilan dari UC dihadiri oleh Meaghan Butler selaku Deputy Director of Education Partnerships; Sonia Osborne, Associate Director Quality Assurance; Tamsin Kelly, Director of Learning and Teaching; Barney Dalgarno, Dean of the Faculty of Education; Ting Wang, Deputy Dean; Duncan Driver, Associate Dean Education; dan Sitti Patahuddin, Associate Professor. (Atdikbud Canberra/Editor: Rayhan Parady, Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 37 kali