Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Garut, Kemendikbudristek
– Komisi X DPR RI melaksanakan kunjungan kerja spesifik bidang literasi dan perpustakaan ke Kabupaten Garut, Jumat, 22 September 2023. Rombongan yang pimpin oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, disambut oleh Wakil Bupati Kabupaten Garut, Helmi Budiman di Gedung Pendopo Kabupaten Garut.Dede Yusuf menyebutkan bahwa kunjungan kerja spesifik bidang literasi Komisi X DPRI RI ini dalam rangka melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program literasi. Kunjungan yang bertujuan untuk menggali informasi terkait dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi ini menyoroti beberapa hal, yaitu 1) indeks literasi Kabupaten Garut dibandingkan dengan nasional, 2) ketersediaan bahan bacaan dan minat baca masyarakat, serta 3) pola pengembangan kepustakaan baik di sekolah maupun di perpustakaan daerah.
“Komisi X telah menciptakan aplikasi Panitia Kerja (Panja) yang hadir sejak 6 bulan lalu guna peningkatan literasi dan tenaga perpustakaan,” ujarnya.
Selanjutnya, Wakil Bupati Kabupaten Garut, Helmi Budiman, menyambut baik dan mendukung penuh upaya-upaya yang dilakukan pemerintah pusat terkait literasi masyarakat. Helmi menyebutkan bahwa berbagai inovasi terkait dengan peningkatan literasi masyarakat telah dilakukan. Salah satunya ialah penyediaan auditorium yang kini makin digemari masyarakat, khususnya para pelajar.
“Terbukti, pemanfaatan auditorium ini dikunjungi oleh sekitar 500 orang perhari. Hasil yang tak kalah memuaskan pun disebutkan bahwa tahun ini indeks literasi masyarakat meningkat menjadi 18 poin dibandingkan tahun 2022 yang berada pada 15 poin,” jelasnya di hadapan pegiat literasi yang memadati lokasi.
Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Garut, Nia Gania, menambahkan bahwa pihaknya telah mewajibkan anak-anak yang datang ke perpustakaan untuk mengunjungi auditorium. Namun, beberapa hal masih menjadi kendala, yakni kurangnya pustakawan di sekolah ataupun di perpustakaan daerah. Selain itu, indeks pengembangan komunitas literasi pun dinilai masih belum optimal.
“Meskipun kegiatan literasi di sekolah sudah terbilang masif, perlu diberikan pula fasilitas pelatihan mengenai tata cara pengelolaan perpustakaan di sekolah yang seringnya bukan oleh seorang pustakawan—biasanya guru Bahasa Indonesialah yang diperbantukan,” imbuhnya seraya diamini oleh perwakilan kepala sekolah yang hadir.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyambung penjelasannya dengan memaparkan data bahwa dari 2.500 PAUD hanya 81 di antaranya yang memiliki perpustakaan. Itupun dengan kondisi yang beragam. Belum lagi pada tingkat pendidikan lainnya. Oleh karena itu, penyediaan perpustakaan sekaligus bahan bacaan bermutu di dalamnya merupakan hal urgensi yang perlu digalang untuk saat ini.
Lebih lanjut, Nia mengungkapkan bahwa sejatinya, leluhur Kabupaten Garut sudah tidak asing dengan literasi. Pewarisan-pewarisan budaya literasi sudah ada di tiap desa. Terbukti bahwa tiap desa memiliki cerita yang dapat dicatat melalui pembukuan sebagai bacaan masyarakat. Namun akan lebih baik jika upaya meningkatkan minat baca disesuaikan dengan kondisi zaman dan karakteristik masyarakat.
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, yang membersamai kunjungan tersebut memaparkan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan program Merdeka Belajar episode ke-23 yang bertajuk “Buku Bahan Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia”. Program ini diampu oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa).
Pada 2022, Badan Bahasa telah mendistribusikan lebih dari 15 juta eksemplar buku bagi 480 kabupaten/kota 3T di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya, tahun ini pembagian buku bahan bacaan tersebut berlanjut dengan didistribusikan ke daerah yang terindikasi memiliki nilai literasi rendah berdasarkan Asesmen Nasional.
Adapun pendistribusiannya untuk wilayah Jawa Barat didistribusikan ke 21 kabupaten/kota. Khusus Kabupaten Garut telah disebar ke 29 sekolah dasar. “Selain itu, Badan Bahasa pun melakukan pendampingan dan pelatihan mengenai pemanfaatan perpustakaan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Hafidz menyerahkan sejumlah 505 judul buku bahan bacaan bermutu dalam bentuk digital diska keras (hard disk) eksternal kepada Wakil Bupati Garut sebagai buku pengayaan literasi yang dapat didistribusikan ke sekolah-sekolah ataupun perpustakaan-perpustakaan di Kabupaten Garut. Terakhir, melalui Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati, penyerahan secara simbolis bahan bacaan bermutu dalam bentuk cetak dilakukan kepada perwakilan kepala desa dan kepala sekolah.*** (Tim Badan Bahasa, Editor: Denty A.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 56 kali