Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Berlin, Kemendikbudristek – Rumah Budaya Indonesia (RBI) di Berlin kembali menggelar acara malam kebudayaan, pada Selasa (5/9). Pada acara malam kebudayaan tahun ini, RBI menyuguhkan kesenian dan musik asal tanah Batak. Tampil pada acara tersebut adalah kelompok musik asal Jakarta, Horja Bius, dan Nita Aartsen, seorang musisi asal Indonesia yang sudah melanglang buana di belantika musik Indonesia dan internasional.
Antusiasime warga Batak di Berlin untuk hadir di acara malam kebudayaan Batak itu cukup tinggi. Terdapat sekitar 70 pengunjung yang mendaftar dan banyak diantaranya merupakan warga negara Jerman. Menariknya, warga negara Indonesia berdarah Batak membawa kain ulos dan menyelendangi kain tersebut di sekitar leher dan bahu.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, Ardi Marwan, turut memberikan apresiasi terhadap penyelenggaran malam kebudayaan yang menyuguhkan hal yang berbeda dari tahun sebelumnya dengan menampilkan kebudayaan asal tanah Batak.
Selain itu, Ardi pun mengapresiasi penampilan yang disuguhkan oleh kelompok musik Horja Bius. “Penampilan Horja Bius seakan memberi warna tersendiri, penuh energi dan berapi-api. Hal ini merefleksikan kayanya budaya Indonesia,” ucap Ardi.
Acara malam kebudayaan dimulai dengan penampilan Nita Aartsen dan putranya Michael Ananda. Mereka membawakan tiga lagu yaitu Di Bawah Sinar Bulan Purnama, Bengawan Solo, dan Rayuan Pulau Kelapa. Nita menyanyikan ketiga lagu dengan ciamik. Semua penonton mengangguk-angguk tanda setuju dengan pembawaannya yang ciamik.
Ketika alunan lagu Rayuan Pulau Kelapa disenandungkan, semua penonton terdiam dan terpukau dengan kekhidmatannya. Bahkan Nita sempat meneteskan air mata ketika membawakan lagu karya Ismail Marzuki itu. “Saya berusaha untuk tidak menangis. Tapi apa daya? Kerinduan saya terhadap tanah air tidak terbendung,” ungkap Nita.
Setelah itu, acara dilanjut dengan penampilan Horja Bius. Kelompok musik yang terdiri dari delapan personil yaitu Anna Febiola Bethaniahutapea, Davidson Halomoan, Dheo Marchel Wahyu Lumban Gaol, Didit Alamsyah, Frilia Ikakusuma Putri, Goldy Nathaniel Langitan, Rachmansyah, dan Oniel Abednego Mangoli.
Awalnya Horja Bius membawakan tiga lagu khas Jakarta yaitu Sirih Kuning, Kicir-Kicir, dan Keroncong Kemayoran. Ketiga lagu dibawakan dengan pembawaan medley. “Walaupun kami keturunan Batak tapi kami tidak lupa dengan Jakarta, kota dimana kami dibesarkan,” ujar salah satu vokalis Horja Bius, Davidson Halomoan.
Selanjutnya kelompok musik yang didirikan tahun 2015 itu membawakan beberapa lagu khas Batak. Deretan lagu yang dibawakan Horja Bius adalah Lissoi, Tonggo Bakara, Tonggo Si Raja Batak Part 2, Haminjon, Nantoari Au Mulak, Rura Hinaol Ni TukTuk, Among, dan lainnya.
Mogan, panggilan akrab Davidson Halomoan mengungkapkan bahwa proses penggodokan lagu-lagu Horja Bius tidak main-main. “Kami sejak tahun 2013 telah melakukan riset, format teks dari lagu-lagu kami itu diambil dari kitab-kitab kuno dengan latar belakang agama asli Batak,“ tutur Mogan.
Sepanjang penampilan, Horja Bius membawakan lagu-lagu khas Batak dengan energik. Anna menabuh Taganing dengan berapi-api sehingga membuat penonton bersemangat. Dheo memainkan suling sambil berlenggak-lenggok sehingga menambah kehebohan penampilan Horja Bius.
Elfitri Opitz, salah satu warga negara Indonesia berdarah Batak puas dengan penampilan Horja Bius. “Sudah lama saya tidak datang ke acara kesenian dan musik Batak. Mereka mengobati kerinduan saya,“ ucap Elfitri.
Hadir diantara penonton, Atase Polisi KBRI di Berlin, Shinto Silitonga. Sebagai putra Batak, Shinto mengungkapkan kebanggaan terhadap musik Batak yang berhasil disenandungkan di Berlin. “Sebuah kebanggan tersendiri bagi saya untuk mendengar alunan musik khas Batak di negara yang terpaut ribuan kilometer ini,“ ungkapnya. (Adrian/Atdikbud Berlin, Editor: Rayhan Parady/Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 38 kali