Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Yokohama, Kemendikbudristek
– Tim Research Group Unila Robotika dan Otomasi (URO) mencatatkan prestasi gemilang dalam ajang kompetisi dunia di bidang robotika dan otomasi. IFAC World Drone Competition 2023 (IFAC WDC 2023). Acara ini merupakan bagian dari kegiatan IFAC World Congress 2023 dan telah berlangsung di arena Sea Paradise Hakkeijima, Yokohama, Jepang, dari tanggal 11 hingga 13 Juli 2023.IFAC WDC 2023 merupakan kompetisi bebas tanpa kategori, yang diikuti oleh 14 tim dari berbagai negara, mewakili industri dan institusi riset/universitas. Tim URO Universitas Lampung (Unila) berhasil menarik perhatian para juri dan penonton sebagai satu-satunya tim dari Indonesia yang lolos seleksi dan diundang untuk mengikuti kompetisi bergengsi ini.
Dalam ajang ini, Tim URO Unila memamerkan keahlian mereka dengan menggunakan wahana jenis Fixed Wing electric motor yang berhasil menyelesaikan misi terbang dari Hakkeijima, melintasi Tokyo Bay, menuju target operasi di Futtsuminato Park. Selanjutnya, tim tersebut berhasil menjatuhkan payload di tempat yang ditentukan, melakukan mapping/monitoring di area target, dan akhirnya kembali ke Hakkeijima dalam satu misi terbang tanpa henti.
Total waktu yang dibutuhkan oleh tim URO Unila mulai dari take-off hingga landing adalah 35 menit untuk melesat sejauh 32 kilometer. Prestasi ini menunjukkan tingkat persiapan dan keterampilan teknis yang tinggi dari tim URO Unila.
Dari hasil penilaian oleh Tim Juri, Tim URO Unila berhasil meraih posisi juara kedua. Sementara itu, gelar Juara pertama diraih oleh Tim Jepang Aero Sense, yang merupakan konsorsium industri Aero Sense dan Kobe University, dengan mencatatkan waktu misi yang luar biasa sebesar 31 menit.
Prestasi luar biasa ini mendapatkan apresiasi dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno. Ia menyampaikan selamat kepada Tim URO Universitas Lampung atas kesuksesan mereka dan berharap prestasi ini akan membuka pintu bagi pencapaian lebih tinggi di masa depan.
“Saya berharap prestasi gemilang dari Tim URO Universitas Lampung di ajang IFAC WDC 2023 dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia dan memperkuat eksistensi riset dan teknologi drone Indonesia di tingkat internasional,” ujar Yusli.
Ia memandang perlunya skema pembiayaan khusus program pertukaran mahasiswa di Jepang dalam pengembangan teknologi drone dan robotik dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar. “Di sini ada guru besar asal Indonesia yang mendesain robot raksasa Gundam yang bisa bergerak, Pitoyo Hartono di Chukyo University. Mahasiswa Indonesia bisa belajar ke beliau,” imbuh Yusli.
Tim URO Universitas Lampung terdiri dari individu-individu berbakat yang telah berkontribusi dengan keahlian masing-masing. Berikut adalah anggota Tim URO Unila, yaitu 1) Ardian Ulvan (Chief of the mission; Flight controller and data analytic), 2) Melvi (LTE-based wireless telemetry, and video streaming), 3) Mona Arif Muda Batubara (Airframe structure and aerodynamics), 4) M. Rafif Musyaffa (Mahasiswa – Pilot, and autonomous system), 5) Yusuf Rizki Sulardi Akbar (mahasiswa – Flight engineer, and launcher system), serta 6) Dwikashinta Purwanda Putra (mahasiswa – Ground Control Station, and image processing).
Ardian Ulvan, sebagai Koordinator Group Riset Unila Robotika dan Otomasi sekaligus sebagai chief the mission dalam event IFAC-WDC 2023 ini, merasa bersyukur atas capaian prestasi yang diperoleh tim nya. “Kami telah beberapa kali menjadi juara dalam ajang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) yang diselenggarakan Kemendikbudristek untuk kategori fixed wing. Namun, ini kali pertama kami mengikuti kompetisi drone di level internasional di mana semua peserta bebas menggunakan jenis drone dan teknologi yang ditanam dalam wahana drone yang dilombakan. Jadi kami berkompetisi dengan industri,” ucap Ardian.
Ardian juga menuturkan bahwa disain dan teknologi yang telah dikembangkan di Unila mampu bersaing dengan universitas lain di Indonesia bahkan dengan industri drone internasional. “Teknologi drone yang kami kembangkan di Unila adalah jenis small-medium dengan wingspan maksimal 3m. Hal ini sesuai dengan karakteristik geografi Indonesia, khususnya Provinsi Lampung, dan digunakan untuk keperluan kebencanaan dan pertanian presisi (precision agriculture). Meskipun meraih juara kedua, masih banyak hal yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan lebih lanjut,” sambung Ardian.
Ardian juga menambahkan keikutsertaan Unila untuk membuka peluang kerja sama dengan Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, dari Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University. “Kami juga akan menindaklanjuti peluang magang bagi mahasiswa Unila di industri drone Jepang, seperti Aerosense. Dengan Kobe University sendiri, kami akan membicarakan kerja sama kolaborasi yang lebih fokus, karena antara Unila dan Kobe University telah ada MoU,” urainya.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Rafif Musyaffa, mahasiswa Teknik Elektro Unila, yang bertugas sebagai Pilot Drone dalam Tim URO, mengatakan dirinya merasa bangga bisa meraih juara kedua. “Tantangan dan tekanan yang kami rasakan di WDC-2023 ini terasa lebih berat, karena area take-off dan landing di pelataran dermaga Hakkeijima sangat sempit, dengan kondisi angin yang sangat kencang dan sering berubah arah. Belum lagi di kedua sisi pelataran terdapat pagar besi yang cukup tinggi. Meskipun wahana kami sudah fully autonomous, tapi mengingat kondisi, kami melakukan take-off dan landing secara manual. Alhamdulillah, kami berhasil.
Ini kali pertama juga semua komunikasi antara wahana drone dan Ground Control Station harus menggunakan teknologi 4G-LTE sesuai dengan aturan yang berlaku di Jepang,” ujar Rafif.
Sebagai mahasiswa, Rafif, Dwika dan Yusuf berharap prestasi mereka dapat membuka peluang bagi mereka dan kawan-kawannya untuk melaksanakan internship dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan melanjutkan studi lanjut di Jepang.
IFAC WDC 2023 telah menegaskan posisi Tim URO Universitas Lampung sebagai salah satu peserta terbaik dalam ajang kompetisi bergengsi ini. Keberhasilan ini menjadi tonggak bersejarah dalam perkembangan teknologi drone Indonesia dan menandai peran aktif Indonesia dalam persaingan global dalam bidang robotika dan otomasi. (Atdikbud Tokyo, Editor: Andrew Fangidae/Denty A./Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 274 kali