Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Surakarta, Kemendikbudristek
– Kebijakan Merdeka Belajar telah diimplementasikan di seluruh Indonesia dan menghasilkan praktik baik bagi seluruh pemangku kepentingan, salah satunya orang tua. Melalui Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah berkolaborasi dengan salah satu komunitas orang tua, yaitu Komunitas Ibu Penggerak Sidina.Disampaikan pelaksana tugas (Plt.) Kepala BKHM Kemendikbudristek, Anang Ristanto, kolaborasi bersama orang tua merupakan salah satu wujud dalam menjalankan amanat UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Peran orang tua sangat berpengaruh dalam keberlanjutan Merdeka Belajar. Oleh karena itu, kolaborasi ini sangat penting. Pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi semua masyarakat termasuk orang tua,” ujar Anang dalam diskusi bersama Ibu Penggerak Regional Jawa Tengah di Surakarta, Kamis (27/7).
Untuk itu, Anang mengajak para Ibu Penggerak agar terus berperan aktif dalam berbagai kegiatan positif agar dapat berpartisipasi dalam meluruskan isu-isu aktual dalam dunia pendidikan guna mendorong implementasi Merdeka Belajar.
“Kami yakin Ibu Penggerak dapat menyebarkan praktik baik dan bergotong royong saling menguatkan dalam mendorong implementasi Gerakan Merdeka Belajar yang berkelanjutan,” imbuh Anang.
Susi Sukaesih, pendiri Komunitas Sidina, mengapresiasi Kemendikbudristek yang terus komitmen untuk berkolaborasi dengan Ibu Penggerak dalam menyosialisasikan kebijakan. Menurutnya, para ibu mempunyai peran penting dalam pendidikan anak, sehingga ibu harus terus memperbarui pengetahuannya.
“Ketika para ibu tahu dan paham tentang kebijakan Kemendikbudristek, maka akan menjadi partner guru di sekolah, sehingga dalam mendidik anak akan semakin sejalan dengan sekolah,” ujar Susi.
Berbagai praktik baik dari implementasi Merdeka Belajar telah dilakukan oleh para Ibu Penggerak, salah satunya terkait Kurikulum Merdeka. Primanda Putri, salah satu Ibu Penggerak dari Sleman, Yogyakarta, berbagi cerita dengan peserta lainnya. Ia menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka sangat membantu orang tua dalam melakukan pemetaan potensi yang dimiliki anak. Selain itu, melalui Kurikulum Merdeka anak-anak menjadi semakin berinovasi dan berkreasi dalam belajar.
“Anak saya di sekolah sangat senang belajar dengan menggunakan Kurikulum Merdeka. Dia tidak pernah merasa bosan karena sangat menikmati pembelajaran di sekolah. Buku-buku pembelajarannya juga sangat menarik sehingga membuat anak lebih semangat membaca, anak saya tidak pernah merasa mendapatkan tugas dari sekolah,” tutur wanita yang akrab dipanggil Manda.
Lebih lanjut diungkapkan Manda, Kurikulum Merdeka juga melatih anak untuk berpikir kritis. Ia menceritakan bahwa anaknya semakin dapat bertanggung jawab atas pilihannya.
“Anak saya lebih bertanggung jawab, misalnya ketika saya memberikan pilihan atas kegiatannya, dia bisa memilih dan memberikan alasan atas pilihannya tersebut. Sangat berbeda dengan sebelumnya, karena anak saya semakin berpikir kritis,” ungkap Manda.
Senada dengan Manda, praktik baik Kurikulum Merdeka juga dirasakan oleh Dahlia Ratna Indriarsi, Ibu Penggerak dari Surakarta. Ibu dari siswi kelas 7 SMPIT Insan Mulia Surakarta ini menyambut baik implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah anaknya. Menurutnya, pembelajaran berbasis projek dalam Kurikulum Merdeka membuat anak menjadi lebih kreatif.
“Anak-anak lebih menyalurkan bakatnya karena pembelajarannya jadi menyenangkan. Selain itu, anak-anak merasa tidak bosan karena mengerjakan projek dengan teman-teman dalam kelompok, tidak monoton hanya membaca atau mengerjakan tugas yang ada di buku saja,” ujar Dahlia.
Bagi orang tua, Dahlia mengungkapkan melalui Kurikulum Merdeka ia menjadi lebih mudah dalam mengetahui perkembangan anak di sekolah. “Guru lebih detail menceritakan perkembangan anak di sekolah, karena metode belajarnya yang beragam dengan projek, sehingga orang tua juga lebih mengetahui potensi anak dari penjelasan tersebut,” pungkas Dahlia. (Prima, Editor: Seno)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 73 kali